menu1

Jumat, 20 Mei 2016

Misteri Kekuatan Benteng Pendem Ngawi



Misteri Kekuatan Benteng Pendem Ngawi

Bangunan ini pada masa lalu sebenarnya memiliki nama benteng van den bosch yang berad di lokasi desa Pelem, Ngawi, Ngawi, Jawa Timur. Sebutan benteng pendem diberikan karena bangunan benteng pertahanan pasukan Belanda di bawah pimpinan Johannes Van den Bosh ini dibangun di bawah permukaan tanah dan hampir seluruh bangunan tidak terlihat dari kejauhan
Bangunan yang dibangun tahun 1839 dan selesai pada tahun 1845 tersebut dulunya merupakan markas besar pasukan Belanda sekaligus sebagai benteng pertahanan dari perlawanan pasukan Pangeran Diponegoro. Beberapa bangunan yang terdapat di dalamnya diantaranya digunakan sebagai ruang pimpinan, pasukan, ada pula yang berfungsi sebagai gudang amunisi.
Situs peninggalan sejarah ini saat ini dijadikan oleh masyarakat sekitar sebagai salah satu obyek wisata sejarah yang berada di Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Lokasinya saat ini berada berdekatan dengan Taman Makam Pahlawan
Saat kaki melangkah memasuki komplek bangunannya, sisa-sisa kekuatan Benteng Van Den Bosch atau yang biasa disebut Benteng Pendem Ngawi, masih sangat terasa. Tembok dan tiang-tiang penyangganya masih berdiri kokoh, hanya saja telah pudar dimakan usia. Tampak jelas jika bangunan Benteng Van Den Bosch ini dibangun sebagai zona pertahanan pada waktu pemerintahan Belanda dulu.
Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, tepatnya di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Keberadaan benteng ini tak banyak dikenal orang, bahkan nyaris terlupakan. Selama puluhan tahun benteng ini tidak boleh dijamah oleh publik karena merupakan daerah kekuasan militer. Padahal, jika ditelisik, benteng ini merupakan bangunan bersejarah yang patut dilindungi dan dikenal oleh masyarakat.
Benteng Pendem Ngawi dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch sekitar dua abad lalu atau pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Selain berfungsi untuk zona pertahanan, pembangunan benteng ini juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai.
Dipercaya, para pedagang dari Surakarta-Yogyakarta pada waktu dulu harus lewat Ngawi jika menuju bandar di Surabaya, demikian juga halnya dengan para pedagang dari arah Pacitan, Madiun, dan Maospati. Hal inilah yang menggolongkan Ngawi sebagai tempat strategis karena merupakan pertemuan jalur perdagangan air lewat Bengawan Solo.
"Benteng ini dulunya juga untuk melumpuhkan transportasi logistik para pejuang kemerdekaan pasukan Pangeran Diponegoro. Bersamaan dengan itu, terjadi perang di Ngawi antara pasukan Bupati Madiun-Ngawi yang memihak Diponegoro dengan Belanda," ujar Komandan Yon Armed 12 Ngawi, Letkol Arm Sugeng Riyadi.
Ia menjelaskan, setelah Indonesia merdeka, tepatnya sejak tahun 1962, Benteng Van Den Bosch dijadikan markas Yon Armed 12 yang sebelumnya berkedudukan di Kabupaten Malang. Pada waktu itu, kegiatan latihan militer dan kesatuan juga dipusatkan di areal benteng.
Karena kondisi yang bangunan tidak mendukung untuk perkembangan dan kemajuan kesatuan, maka sekitar 10 tahun kemudian Yon Armed 12 menempati lokasi baru di Jalan Siliwangi, Kota Ngawi. Namun, sebagian area benteng masih digunakan untuk gudang persenjataan.
"Hal itulah yang mendasari mengapa selama puluhan tahun Benteng Pendem ini tertutup bagi umum. Pada akhir tahun 2011, benteng ini akhirnya terbuka untuk umum karena gudang persenjataan telah dipindahkan ke Jalan Siliwangi. Sampai sekarang kami masih lakukan perawatan secara rutin," papar Sugeng Riyadi.
Ia menjelaskan, bangunan Benteng Pendem Ngawi masih sangat kokoh, meski telah dimakan usia. Bangungan Benteng Pendem Ngawi terdiri dari pintu gerbang utama, ratusan kamar untuk para tentara, halaman rumput di tengah bangunan, dan beberapa ruang yang dulunya diyakini sebagai kandang-kandang kuda.
Selain itu, bangunan benteng ini dikelilingi gundukan tanah yang sengaja dibangun untuk menahan serangan dan luapan air Bengawan Solo. Hal inilah yang membuat bangunan benteng seperti terpendam. Bangunan ini juga dikelilingi parit air selebar 5 meter, hanya saja saat ini paritnya telah tertutup tanah.
Objek Wisata Sejarah
Kini, meski terlambat, pihak Yon Armed 12 dan pemerintah daerah setempat ingin agar Benteng Van Den Bosch menjadi objek wisata sejarah di Kabupaten Ngawi. Pihak Yon Armed kini terus melakukan pembenahan.
"Pembenahan yang dilakukan adalah merawat bangunan secara rutin. Saat ini kami sedang menunggu izin merenovasi bangunan dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan. Jika izin sudah keluar, renovasi akan dilakukan tanpa meninggalkan bentuk asli dari bangunan benteng tersebut," terangnya.
Sejak dibuka untuk umum, masyarakat bisa melihat bangunan benteng dari dekat. Hanya dengan membayar tiket retribusi sebesar Rp1.000 per orang, masyarakat bisa melihat sisa-sisa kekuatan Benteng Pendem pada masa penjajahan Belanda.
Lokasi wisata sejarah ini pun juga mudah dijangkau dengan alat transportasi karena letaknya berada di pusat Kota Ngawi.
"Saat ini, kami hanya membukanya untuk umum bagi masyarakat yang ingin melihat-lihat. Kedepannya, kami telah melakukan kerjasa sama dengan Pemkab Ngawi untuk menggarap Benteng Pendem ini menjadi satu kesatuan wisata air dengan Museum Trinil Ngawi menyusuri Bengawan Solo. Uji coba sudah dilakukan," papar Sugeng.
Menurut dia, Museum Trinil dan Benteng Pendem Ngawi memiliki keterkaitan. Sebelum fosil-fosil di Trinil disimpan di museum seperti saat ini, lokasi yang digunakan untuk menyimpan fosil tersebut adalah Benteng Pendem.
Disamping sebagai zona pertahanan, benteng ini dulunya juga dimanfaatkan untuk persinggahan para ilmuwan Belanda. Salah satunya adalah Eugene Dubois penemu manusia purba Trinil "Pithecanthropus Erectus
Sugeng menambahkan, apapun nantinya konsep yang akan dikembangkan di Benteng Pendem Ngawi, pihaknya berharap agar bangunan ini tidak terabaikan. Karena Benteng Pendem Ngawi ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, setara dengan bangunan benteng di Yogyakarta.

Sumber dari Blog teman :

Minggu, 01 Mei 2016

TINGKATAN TUJUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA


TINGKATAN
TUJUAN PENDIDIKAN







OLEH
PURYANTO
EKONOMI/ 15421014

Mata Kuliah
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Dosen Pengampu
Dr. HARYONO






TUJUAN PENDIDIKAN
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen, yang salah satunya adalah TUJUAN PENDIDKAN.
Sesuai dengan tingkatanya, tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Tujuan Pendidikan Nasional
a.       Tujuan pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b.      Tujuan ini tercantum pada undang-undang Republik Tndonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.      Tujuan Lembaga/ Institusional
a.       Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. yaitu kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu.
b.      Tujuan Lembaga/ Institusional ini mendasar dari pengembangan Visi dan Misi Sekolah yang tercantum dalam RKS dan RKAS
c.       Contoh tujuan Lembaga pada Satuan Pendidikan SMP Negeri 2 Kwadungan tahun pelajaran 2015/206 adalah sebagai berikut :
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan tingkat kelulusan dan rata-rata nilai US/UN 6,0
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan rata-rata KKM 7,5
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar tingkat Kabupaten lomba OSN
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar Lomba kreatifitas cerita berbahasa inggris (Story  Stelling) tingkat Kabupaten
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar Voly Ball  tingkat Kabupaten
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar atletik tingkat Kabupaten
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar BuluTangkis Tingkat Kabupaten
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar Catur tingkat Kabupaten
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar Regu Koor tingkat Kabupaten
  •  Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar Lomba tari tingkat Kabupaten
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah 85% siswa dapat membaca Alqur’an
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar lomba melukis   tingkat Kabupaten
  • Pada Akhir Tahun Pelajaran 15/16; Sekolah memperoaleh peringkat 10 besar Disain Motif Batik tingkat Kabupaten
  • Tersedianya dokumen buku 1 KTSP 2006 revisi
  • Pada tahun pelajaran 15/16; sekolah memiliki silabus KTSP 2006 revisi
  • Pada tahun pelajaran 15/16; sekolah memiliki RPP KTSP 2006 revisi
  • Pada akhir tahun 15/16; semua guru memiliki silabus revisi sesuai dengan kelas yang diampunya.
  • Pada akhir tahun 15/16; semua guru memiliki RPP revisi sesuai dengan kelas yang diampunya.
  • Pada akhir tahun 15/16; semua guru memiliki minimal 3 buku refrensi terupdate.
  • Pada akhir tahun 15/16; jumlah siswa per rombel 24 orang
  • Pada akhir tahun 15/16; Semua guru mempunyai beban kerja 24 jam tatap muka
  • Pada akhir tahun 15/16; Semua guru memiliki LKS sesuai dengan mapel yang diampu.
  • Pada akhir tahun 15/16;  Ratio buku siswa 3;1
  • Pada akhir tahun 15/16; 75% guru telah melaksanakan pembelajaran CTL
  • Pada akhir tahun 15/16; 50% guru telah melaksanakan pembelajaran menggunakan media IT
  • Pada akhir tahun 15/16; semua guru telah mengkomunikasikan hasil pekerjaan siswa di mading kelas
  • Pada akhir tahun 15/16; semua guru telah melaksanakan Penilaian proses pembelajaran dengan beberapa model (Ulangan harian, pengamatan, Praktik)
  • Pada akhir tahun 15/16; Kegiatan supervisi akademik dilakukan 1 kali dalam 1 tahun
  • Pada akhir tahun 15/16; Kepala sekolah telah mengikuti pelatihan MBS minimal 2 kali
  • Pada akhir tahun 15/16;  85% guru mampu mengoperasikan komputer.
  • Pada akhir tahun 15/16; 10% guru mampu melaksanakan penilaian berbasis IT
  • Pada akhir tahun 15/16; 75% guru telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
  •  Pada akhir tahun 15/16; 30% Tenaga Kependidikan  telah mengikuti pelatihan sesuai dengan bidangnya minimal 1 kali
  •  Pada akhir tahun 15/16; 4 KM/WC Guru berfungsi
  • Pada akhir tahun 15/16; memiliki Fasilitas pembelajaran dan Penilaian yang memadai.
  • Pada akhir tahun 15/16 telah memiliki fasilitas ibadah dengan kondisi 20%
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah memiliki dokumen RKJM dan RKAS terevisi
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah memiliki dokumen Pembagian tugas/ kewenangan/ tupoksi
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah memiliki dokumen Tata tertib sekolah
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah memiliki dokumen Akreditasi
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah memiliki dokumen keberadaan Komite sekolah
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah memiliki Sistem informasi Managemen berbasis IT
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah memiliki minimal 3 sumber dana
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah mampu mengalokasikan dana untuk 9 SNP dan laporanya
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah telah mampu mengembangkan model penilaian yang disesuaikan dengan kurikulum terbaru
  • Pada akhir tahun 15/16; Sekolah telah memiliki lingkungan sekolah yang kondusif untuk mendukung proses belajar mengajar yang baik
3.      Tujuan Mata Pelajaran/ Kurikuler
a.       Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap mata pelajaran yaitu kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
b.      Tujuan kurikuler/ Mata pelajaran ini tercantum pada Buku Kurikulum (KTSP) dalam bentuk Standar kompetensi (SK) masing-masing mata pelajaran
c.       Contoh Standar kompetensi Pada mata pelajaran IPS Kelas 7 “Memahami kegiatan ekonomi masyarakat

4.      Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a.       Tujuan Instruksional Umum (TIU) dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari pokok bahasan tertentu dalam Mata pelajaran tertentu namun sifatnya masih umum
b.  Tujuan Instruksional Umum ini tercantum pada Buku Kurikulum (KTSP) dalam bentuk Kompetensi Dasar (KD)
c.       Contoh Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPS Kelas 7  pada SK Memahami kegiatan ekonomi masyarakat adalah
1)      Mendiskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
2)      Mendiskripsikan  kegiatan pokok ekonomi, yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa.
3)      Mendeskripsikan peran badan usaha, termasuk koperasi, sebagai tempat berlangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi.
5.      Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a.       Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari pokok bahasan tertentu dalam Mata pelajaran tertentu dalam satu kali pertemuan
b.      Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini tercantum pada Silabus dan RPP dalam bentuk Indikator Keberhasilan
c.       Contoh Indikator Keberhasilan pada sebuah pembelajaran mata pelajaran IPS Kelas 7  pada SK :Memahami kegiatan ekonomi masyarakat, KD :Mendiskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi antara lain :
  • Mengidentifikasi Pola Kegiatan ekonomi penduduk berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
  • Membedakan Pola Kegiatan ekonomi penduduk berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
  • Menentukan Pola Kegiatan ekonomi berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
  • Menyimpulkan perbedaan Pola Kegiatan ekonomi penduduk berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
  • Menanggulangi bencana yang timbul dari Pola Kegiatan ekonomi penduduk berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
  • MemutuskanPola Kegiatan ekonomi penduduk berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi
 SEMOGA BERMANFAAT

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN





TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Semua manusia memiliki tujuan dalam kehidupannya atau tujuan hidup tersebut  akan mengawal kehidupan manusia yang mendiami planet bumi. Setiap orang memiliki tujuan hidup yang ingin dicapai, sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Dapat dipastikan bahwa dalam tujuan-tujuan yang ada termasuk didalamnya adalah mencapai tujuan atas profesi yang sedang dijalaninya untuk menuju masa depannya.
Salah satu tujuan yang terkait dengan pekerjaan kita misalnya : ingin   menjadi pendidik yang kompeten dalam mengajar/pembelajaran. Lebih khusus tujuan-tujuan yang dirumuskan: mengindikasikan apa yang ingin dipelajari dan dicapai oleh peserta didiknya (anak-anak, siswa/murid dan mahasiswa). Tujuan instruksional diatas menitik beratkan pada apa hasil yang diperoleh peserta didik (mahasiswa) baik yang berupa perubahan tingkah laku, hasil pembelajaran yang lain seperti: kemahiran, kompetensi (kompeten); yang dinamakan Obyektif Perilaku Mahasiswa (OPM). Hasil pembelajaran diatas selanjutnya disebut sebagai : Learning Outcome/ kompetensi selain sebagai tujuan itu sendiri.
Pemilihan dan penetapan tujuan dalam pembelajaran sangat penting dipikirkan oleh pendidik (guru dan dosen), semata-mata ditujukan untuk keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran merupakan kegiatan/tindakan yang disengaja karena pembelajaran selalu dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Dikatakan  beralasan karena apa yang akan diajarkan pendidik/guru/dosen kepada peserta didik dianggap penting oleh pendidik dan  komplek karena banyak hal yang harus dilakukan oleh seorang pendidik dalam waktu yang bersamaan seperti menata kelas, menyampaikan materi, mengaktifkan 

secara lengkap dan detail, silahkan Klik di sini

.